
Pada perdagangan Senin (4/3/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG
) ditutup melemah 50,15 poin (1,04%) ke posisi 4.761,461. Intraday terendah mencapai 4.744,478 dan tertinggi 4.825,699.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi menurun. Investor asing mencatatkan net buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan net sell.
Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities bertanya, akankah IHSG menuju 4.850. Ini adalah pertanyaan yang ditujukan untuk kenaikan IHSG yang (seolah-olah) tiada henti karena terus mencetak rekor tertinggi terbarunya. “Tampaknya IHSG harus istirahat sejenak sebelum menjawab pertanyaan target resistance kami tersebut,” katanya kepadaINILAH.COM, di Jakarta, Senin (4/3/2013).
Reza menjelaskan, pelemahan bursa saham Asia non-Jepang dan maraknya kekhawatiran terhadap posisi IHSG yang dinilai (sudah) tinggi memicu banyaknya aksi jual. “Begitu juga sudah confirm-nya pelaku pasar terhadap rilis kinerja emiten-emiten besar,” ujarnya.
Sementara itu, bursa saham Asia melemah seiring dengan akan berlakunya rencana pengetatan pemerintah China terhadap pengajuan mortgage properti yang dikhawatirkan melemahkan sektor perumahan. “Pemerintah bermaksud untuk men-cooling down sektor properti agar tidak terjadi bubble,” ungkap dia.
Hanya saja, kata Reza, reaksi pasar yang terjadi ialah negatif. Ditambah lagi dengan rilis data-data manufaktur China yang melemah sehingga menambah sentimen negatif. “Sementara, Nikkei menghijau setelah Gubernur Bank of Japan (BoJ) terpilih, Kuroda, menyampaikan pidatonya yang mendukung kebijakan pemerintah untuk percepatan stimulus,” tuturnya.
Di atas semua itu, Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities memperkirakan, pada perdagangan Selasa (5/3/2013) IHSG akan berada pada support 4.695-4.755 dan resistance 4.830-4.840. “Indeks berpola menyerupai bearish harami menjauhi upper bollinger bands (UBB),” ujarnya.
Moving Average Convergence-Divergence (MACD) bergerak turun dengan histogram positif yang mendatar. The Relative Strength Index (RSI), William's %R, dan Stochastic mulai terlihat menjauhi area overbought.
Menurut Reza, setelah IHSG melewati target resistance, tampaknya tidak cukup kuat bertahan karena kuatnya aksi profit taking. “Secara psikologis, kondisi ini akan membuka peluang pelemahan lanjutan. Apalagi jika dari bursa saham global menunjukkan gejala yang sama yang mengarah pada pelemahan,” tandas dia.
Reza merekomendasikan 10 saham untuk jadi pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah PT Unilever Indonesia (UNVR), trading buy dengan support Rp22.700-22.850, resistance Rp23.150-23.250 dan target harga Rp23.150. “Bullish harami. Stochastic upreversal,” kata dia.
PT Wijaya Karya (WIKA), Buy on Weakness dengan support Rp1.690-1.730, resistance Rp1.780-1.800 dan target harga Rp1.700. “Double spinning. RSI masih menjauhi area overbought (OB),” ucapnya.
PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS), Buy on Weakness dengan support Rp1.270-1.290, resistance Rp1.350-1.360, dan target harga Rp1.310. “Inverted hammer. Stochastik dekati OB,” tandasnya.
PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN), trading buy dengan support Rp4.325-4.425, resistance Rp4.575-4.625, dan target harga Rp4.600. “Hammer dekati UBB,” tuturnya.
Saham-saham lainnya, PT United Tractor (UNTR) dalam kisaran Rp19.200-19.850, trading sell jika Rp19.350 gagal bertahan; PT AKR Corporindo (AKRA) dalam kisaran Rp4.475-4.675, trading buy selama di atas Rp4.600;
PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) dalam kisaran Rp4.800-5.050, trading sell jika Rp4.900 gagal bertahan; PT Kalbe Farma (KLBF) dalam kisaran Rp1.250-1.350, trading buy selama di atas Rp1.290; PT Bukit Sentul (BKSL) dalam kisaran Rp250-310, trading sell jika Rp280 gagal bertahan; dan PT Sierad Produce (SIPD) dalam kisaran Rp58-68, trading buy selama di atas Rp59.

No comments:
Post a Comment